“Susunya ganti jadi low fat ya.”
Demikian kalimat yang selalu saya ucapkan setiap memesan coffee di coffee shop langganan saya.
Banyak yang mengatakan bahwa kopi latte itu tidak sehat. Tapi setidaknya saya berusaha mencari alternatif yang lebih sehat dengan mengganti susunya menjadi low fat. Setidaknya saya berpikir, kalori yang masuk menjadi lebih sedikit. Dan seperti saran semua informasi kesehatan, menghitung kalori adalah kunci untuk memiliki hidup yang sehat. Kunci untuk turun berat badan.
Memasuki pertengahan usia 20-an, berat badan saya perlahan-lahan meningkat. Dalam hati saya selalu berpikir,
“Wajar, namanya juga bertambah usia.”
Berbagai upaya saya lakukan, tapi tetap saya percaya: tidak ada yang bisa melawan usia.
Begitulah pemahaman saya tentang kesehatan. Berat badan saya naik terus, sampai menyentuh tiga digit.
Sampai di satu titik…
Saya menyadari kalau semua kepercayaan saya dari dulu SALAH.
Ternyata kita semua dijebak untuk fokus terhadap KALORI, dan melupakan kualitas bahan yang kita masukkan ke dalam tubuh.
Semua berubah ketika saya menerapkan pola hidup sehat dengan benar.
Berat badan saya turun dengan cepat—dan sehat.
Umur biologis saya menjadi jauh lebih muda.
Dari dulu saya, yang dikatakan punya “gen gemuk”, menjadi berat badannya ideal. Hal yang tidak pernah saya rasakan seumur hidup.
Satu hal yang perlu dipahami:
Tubuh ini bukan hanya sekadar kalori masuk, kalori keluar.
Ada mekanisme yang sangat kompleks di dalam tubuh. Dan semua ini sangat bergantung pada kualitas bahan. Bukan hanya angka kalorinya.
Kenapa kalori sering menjadi sorotan? Karena untuk menciptakan produk yang rendah kalori sangatlah mudah. Dan biayanya juga lebih murah dibandingkan dengan makanan yang benar-benar berkualitas.
Contoh Nyata: Susu Low Fat
Dalam contoh susu low fat tadi, pandangan saya selama lebih dari satu dekade ternyata salah.
Saya berpikir bahwa susu low fat adalah alternatif yang lebih sehat.
Susu sapi sendiri memang memiliki banyak potensi masalah kesehatan.
Tapi susu low fat… malah lebih buruk.
Untuk mengerti ini kita butuh bedah lebih dalam.
Susu low fat adalah susu yang dikurangi lemaknya.
Susu awal diproses melalui proses centrifugal separation—diputar dengan cepat, sehingga lemak dan air menjadi terpisah. Kemudian lemaknya disisihkan.
- Jika disisihkan sebagian → low fat milk
- Jika dipisahkan seluruhnya → no fat milk / skimmed milk
Kandungan susu yang awalnya memiliki berbagai vitamin juga ikut hilang.
Karena ada vitamin yang larut dalam lemak (fat soluble) seperti vitamin D.
Jika lemaknya dipisahkan, maka vitamin D-nya pun ikut terbuang.
Ini akan mengganggu sinergi alami dari susu.
Misalnya: kalsium membutuhkan vitamin D untuk membantu penyerapan. Tapi karena vitamin D-nya tidak ada, maka kalsium yang masuk tidak terserap dengan optimal.
Agar kalsium dapat diserap dengan baik, tubuh membutuhkan vitamin D.
(Inilah kenapa orang yang memiliki masalah tulang seringkali juga mengalami defisiensi vitamin D.)
Lalu apa yang dilakukan oleh industri?
Menambahkan vitamin D sintetis.
Terlepas dari kualitasnya, ini dilakukan agar susu tersebut terlihat lebih sehat dan tetap memiliki vitamin yang dibutuhkan, termasuk vitamin D.
Itulah kenapa jika kita melihat susu tanpa lemak, biasanya selalu ditambahkan vitamin A dan D.
Karena keduanya adalah vitamin yang larut dalam lemak (fat soluble). Berikut beberapa contohnya:
Di sini kita belum membahas kualitas dari vitamin D sintetis yang ditambahkan—apakah benar-benar bisa membantu penyerapan secara maksimal.
Tapi bahkan jika bisa, tetap ada potensi masalah lain yang muncul.
Susu yang tinggi kalsium seringkali ditambahkan vitamin D untuk membantu penyerapan. Tapi tanpa kehadiran vitamin K2, kalsium justru bisa menumpuk di tempat yang salah.
Terjadilah pengapuran di berbagai jaringan tubuh—termasuk di pembuluh darah.
Saat pembuluh darah mengalami pengapuran, luas penampangnya mengecil. Dan saat penampang mengecil, tekanan meningkat.
Inilah yang memicu kondisi yang kita kenal sebagai hipertensi.
Dan seperti yang sudah umum diketahui, hipertensi secara signifikan meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan berbagai komplikasi lainnya.
Jadi kita bisa melihat, satu pilihan kita yang seakan-akan “sehat” ternyata memiliki efek domino jangka panjang ke kesehatan kita. Beginilah bagaimana kita semua terjebak menjadi konsumen setia food industry, farmasi dan rumah sakit seumur hidup.
Apakah Susu Low Fat Membantu Turunkan Berat Badan?
Faktanya justru sebaliknya.
Lemak dalam susu membuat kita lebih cepat kenyang.
Tapi karena lemaknya dihilangkan, kita menjadi tidak kenyang, yang berujung pada makan lebih banyak lagi.
Inilah yang membuat banyak orang berat badannya tidak pernah bisa turun, walaupun sudah beralih ke susu low fat.
Dan ini bukan karena kurang tekad.
Karena keinginan kita untuk makan juga dikendalikan oleh hormon. Kita akan bahas di postingan lain bagaimana hormon bekerja membuat kita tidak bisa berhenti makan. Dan kalau kamu paham ini, kamu akan bisa menurunkan berat badan secara sehat dan mudah.
Jadi…
Susu sapi sendiri punya banyak potensi masalah kesehatan.
Tapi susu low fat, atau skimmed milk, bahkan bisa lebih buruk lagi.
Kita tidak benar-benar memperoleh manfaat untuk turun berat badan—bahkan bisa memperburuk kondisi dalam jangka panjang.
Dan yang paling menarik, produk susu skimmed di Indonesia bisa mencantumkan 100% susu skimmed saja, tapi produknya tetap mengandung vitamin D3.
Apakah ada teknologi khusus dalam proses pembuatannya?
Canggih banget, ya. Mungkin ini next level food tech yang belum masuk jurnal ilmiah 😌
Atau mungkin ada hal lain yang tidak diungkap?
Tenang aja…
Kita akan bahas trik-trik ini di postingan-postingan berikutnya.
Biar kamu makin peka dengan trik-trik halus yang sering dipakai industri untuk membuat produk mereka terlihat clean dan sehat—padahal kenyataannya… tidak sesederhana dan seindah itu.
Jadi selain tahu ingredients, penting juga agar kita tahu bagaimana prosesnya.
Dengan demikian, kita bisa menentukan pilihan kesehatan kita dengan bijak.
Untuk kamu yang ingin turun berat badan dengan sehat, kamu bisa menerapkan pola hidup sehat yang benar.
Untuk panduannya, kamu bisa download Panduan Makan Sehat dari kami.
Untuk kamu yang memiliki masalah tulang, dan membutuhkan vitamin D3 K2 yang berkualitas, kamu bisa ikut Community Buying kami.